HALLONEWS.ID – Jahe atau Zingiber officinale sudah lama dikenal masyarakat di Asia sebagai salah satu rempah penghangat tubuh dan penambah stamina. Di Tiongkok, jahe dipercaya bisa “menghidupkan api kehidupan”, sementara di Nusantara jahe jadi bahan untuk pembuatan jamu tradisional dalam menjaga kebugaran pria.
Kini, penelitian modern telah menunjukkan bahwa khasiat jahe sebagai salah satu bahan pendukung vitalitas pria memang punya dasar ilmiah yang terbukti yakni sebagai untuk melancarkan peredaran darah serta gairah seksual.
“Jahe adalah salah satu tanaman dengan kandungan bioaktif yang paling kompleks dan bermanfaat bagi kesehatan pria. Efeknya melibatkan perbaikan sirkulasi, peningkatan hormon, dan penurunan stres oksidatif pada testis,” kata Dr. Samer Banihani, peneliti asal Yordania dalam reviewnya yang bertajuk Ginger and Testosterone (2018). “.”
Kekuatan jahe sendiri terletak pada dua senyawa aktif utamanya yakni gingerol dan shogaol. Kedua zat ini punya sifat antioksidan, antiinflamasi, dan vasodilator dalam artian mampu memperlebar pembuluh darah dan melancarkan aliran darah.
Efek inilah yang membuat para peneliti menduga jahe dapat membantu : Meningkatkan sirkulasi darah ke organ vital pria, menekan stress oksidatif yang merusak sel-sel sperma dan mendukung produksi testosteron, hormon utama vitalitas pria.
Penelitian Gholami-Ahangaran et al. (2021) menemukan bahwa ekstrak jahe meningkatkan jumlah motilitas dan morfologi sperma pada pria infertil. Mereka menyimpulkan: “Ginger supplementation appears to improve semen quality, mainly by reducing oxidative damage.”
Selain dua penelitian tadi ada juga beberapa studi menarik yang memperkuat reputasi jahe sebagai pendukung vitalitas:
- Peningkatan gairah seksual.
Penelitian tim internasional yang dipublikasikan dalam The Journal of Sex Research (Wen et al., 2024) menemukan bahwa konsumsi ekstrak jahe meningkatkan respon gairah seksual pada peserta uji dibanding placebo. Efeknya bukan hanya biologis, tapi juga psikologis — memperkuat rasa nyaman dan kepercayaan diri. - Kadar testosteron meningkat.
Tinjauan literatur oleh Banihani (2018) menunjukkan bahwa jahe meningkatkan kadar testosteron serum pada hewan percobaan dan sebagian studi kecil manusia. Mekanismenya melalui peningkatan kolesterol baik di testis dan perbaikan aliran darah. - Perlindungan testis dari stres oksidatif.
Penelitian-penelitian di Iran dan India melaporkan bahwa jahe membantu memulihkan fungsi testis yang rusak akibat radikal bebas — efek penting bagi pria yang mengalami penurunan kesuburan. - Efek sirkulasi dan tekanan darah.
Uji klinis di Amerika dan Jepang menunjukkan jahe membantu memperlebar pembuluh darah, menurunkan tekanan darah ringan, dan meningkatkan sirkulasi. Efek ini relevan dengan kualitas ereksi dan stamina fisik.
Harvard Health Publishing (2024) bahkan menulis bahwa jahe adalah rempah yang “menjanjikan untuk kesehatan jantung dan sirkulasi,” selain manfaat utamanya untuk pencernaan dan anti-inflamasi. Efek sirkulasi ini yang secara tidak langsung dapat berkontribusi terhadap vitalitas pria.
Sementara Dr. Teresa Fung, ahli nutrisi Harvard, menekankan pentingnya konsumsi jahe melalui makanan atau minuman alami, bukan lewat suplemen sintetis.
“Jahe bekerja paling baik sebagai bagian dari pola makan seimbang dan gaya hidup aktif. Jangan berharap efek instan seperti obat,” ujar Fung.
Mayo Clinic juga menyebutkan bahwa jahe memiliki efek vasodilator ringan dan bisa membantu aliran darah. Namun mereka menegaskan: “Bukti masih terbatas untuk klaim peningkatan fungsi seksual, tetapi konsumsi moderat aman dan mendukung kesehatan secara umum.”
Jadi jahe memang bukanlah “obat kuat” dalam arti farmakologis, tapi ia memberi dasar yang sehat bagi vitalitas pria. Dengan sifat antioksidan, peningkat sirkulasi, dan pendukung hormon, jahe menjadi bagian penting dalam pola hidup alami pria aktif. (Wahyu/dari berbagai sumber)
